Rabu, 17 Desember 2014

Tarian jepang 2

Bon Odori
Kata O-Bon berasal dari kata sanskrit urabon (urabanayang artinya ‘digantung terbalik’, pederitaan yang sangat mendalam). Upacara peringatan arwah O-Bon konon bermula pada kisah yang berasal dari Buddhisme berikut ini. Alkisah salah seorang dari 10 murid utama Budha, orang suci Mokuren, dengan kemampuan ajaibnya mencoba melihat keadaan kedua orangtuanya. Didapatinya, ibunya telah terlahir kembali ke dunia hantu lapar, tidak bisa makan-minum, bentuknya pun tinggal tulang dan kulit saja. Mokuren tentu saja merasa sangat sedih. Sambil menangis dia datang mengadu kepada Buddha. Buddha memberi petunjuk kepadanya untuk melakukan sembahyangan arwah dengan sesajen berikut ini agar arwah leluhur dapat diselamatkan dari siksaan neraka. Sesajennya berupa, beras, hyakumi (banyak macam minuman dan makanan), 5 macam buah-buahan, air, lampion dan perlengkapan tidur (baju tidur, selimut,dll.). Dari situlah asal mulanya upacara peringatan arwah secara Buddhis.
Bon-Odori ala Jepang tergantung pada derah, terdapat beraneka variasi. Tarian Bon-Odori biasanya diiringi musik rekaman dari kaset yang diputar, namun di desa-desa masih banyak yang diiringi musik hidup (langsung dimainkan di tempat/ bukan rekaman). Konon hal yang penting dalam koreografi Bon-Odori adalah “langkah mantap” menginjak bumi. Dalam kepercayaan tradisional Jepang, ada kepercayaan khusus terhadap dewa bumi. Tindakan menghentakkan kaki ke umi terlihat dalam tari Bon-Odori, demikian pula dalam gulat Sumo, menunjukkan kepercayaan terhadap bumi yang dianut oleh rakyat Jepang (yang dulunya) adalah kaum tani. Tradisi Bon-Odori tetap berlangsung di Jepang masa kini karena masih ada sebagian orang Jepang yang mau melestarikan nilai-nilai tradisional budaya.

Tarian ini ditarikan ketika masa panen tiba (festival musim panen), sebagai ungkapan syukur kepada dewa.Ditarikan secara massal dengan penarinya memakai pakaian tradisonal Jepang.

Ciri khas tarian Bon Odori adalah menari diiringi nyanyian atau musik tradisional.Langkah kaki bergerak bebas disertai entakan kaki untuk mengeluarkan suara.Lalu, ditingkahi dengan tangan yang disesuaikan dengan ritme musik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar