Kamis, 18 Desember 2014

Takao(layang-layang)

Sejarahnya
Di Jepang layang-layang mulai dikenal pada zaman Heian (794-1185). Pada masa itu layang-layang sering digunakan sebagai alat komunikasi pembawa pesan rahasia di istana. Karena harus melewati parit-parit besar, maka layang-layang dinilai mampu menjalankan misi itu. Masa keemasan pembuatan layang-layang terjadi pada zaman Edo (1630-1868). Namun waktu itu karena harga kertas sangat mahal, hanya kalangan bangsawan yang mampu menerbangkan layang-layang. Berkembangnya seni cetak cukilan kayu dan penggunaan warna dalam seni cetak tradisional Jepang, membawa perubahan baru pada layang-layang. Teknik-teknik seni itu mulai diterapkan pada layang-layang sehingga warna-warna yang dihasilkan sangat indah. Setiap 5 Mei permainan layang-layang di Jepang menjadi acara tahunan yang semarak sebagai festival anak laki-laki. Pada hari itu para orang tua beramai-ramai menuliskan nama bayi mereka pada layang-layang yang dihiasi gambar prajurit legendaris atau pahlawan dalam cerita anak-anak. Hal itu dimaksudkan agar anaknya tumbuh sehat dan kuat. Motif lain yang disukai adalah kura-kura dan burung bangau (lambang panjang umur) dan ikan gurame (lambang keuletan). Semakin tinggi layang-layang terbang, konon nasib seseorang semakin baik. Menurut penilaian para pakar pariwisata, festival 5 Mei merupakan pesta layang-layang terbesar di dunia. Lebih dari seribu layang-layang berpartisipasi selama tiga hari penyelenggaraan. Sekitar lima juta pengunjung tercatat menyaksikan festival tersebut, termasuk wisatawan mancanegara. Meskipun kini tanah lapang di Jepang semakin sempit, bahkan anak-anak keranjingan berbagai jenis games modern, ternyata permainan tradisional layang-layang masih tetap hidup. Di Indonesia, kecuali seniman-seniman Bali, jarang sekali yang mau menekuni seni membuat layang-layang. Padahal, Indonesia memiliki aneka ragam budaya yang memesona, jauh lebih banyak daripada budaya di Jepang. Ya, kita memang selalu mengabaikan warisan budaya masa lalu. Mungkin kita akan menyesal di kemudian hari karena tidak melestarikan layang-layang.

Takao 
Fungsi
Fungsi Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan. Yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam bahasa Betawi disebut koang) dan layang-layang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena biasanya kuatnya angin berhembus pada masa itu. Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan "menarik" kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar. Penggunaan layang-layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad ke-18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika Benjamin Franklin menggunakan layang-layang yang terhubung dengan kunci untuk menunjukkan bahwa petir membawa muatan listrik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar